Dalam kehidupan sehari-hari, kita sudah mengenal perbedaan campuran dan larutan. Nah, kalau kita memasukan garam ke dalam segelas air lalu kita aduk maka garamnya akan terlarut dan kita tidak melihat lagi wujud dari garam. Inilah yang disebut dengan larutan.
Tetapi kalau yang kita masukan kedalam gelas tersebut satu sendok pasir, setelah diaduk kita masih bisa melihat partikel-partikel pasirnya. Ini kita namakan dengan suspensi.
Selain itu ada lagi nih teman-teman campuran yang memiliki sifat diantara larutan dan suspensi. Yaitu yang akan kita bahas ini, namanya adalah Koloid.
Yuk kita langsung pelajari aja ya...
A. Pengertian Koloid
Oke, dilihat dari ukurannya Koloid adalah suatu bentuk campuran yang memiliki keadaan di antara larutan dengan suspensi. Perbedaan koloid dengan larutan maupun suspensi adalah sistem koloid memiliki sifat khas yang apabila diamati bersifat homogen secara makroskopis, namun bersifat heterogen secara mikroskopis ultra. Ukuran partikel yaitu antara 1 – 100 nm.
BACA JUGA: MENGENAL ASAM BASA
Koloid sukar terpisah karena relatif stabil dan tidak bisa disaring kecuali dengan penyaring ultra. Dalam koloid terdapat zat terdispersi dan zat pendispersi. Zat terdispersi adalah zat yang terlarut dalam larutan koloid, sedangkan zat pendispersi adalah zat pelarut dalam larutan koloid.
B. Sifat-Sifat Koloid
Sekarang kita pelajari sifat-sifat koloid ya, berikut ini:
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall dapat terjadi saat larutan dikenai seberkas cahaya. Saat larutan sejati dikenai cahaya, cahaya tersebut tidak akan dihamburkan karena partikel larutan sejati yang relatif kecil. Namun jika larutan koloid dikenai cahaya, larutan koloid akan menghamburkan cahaya tersebut karena partikel-partikel koloid yang relatif besar.
Efek Tyndall bisa kita amati, misalnya saat sorot lampu mobil pada malam yang berkabut.
2. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerakan partikel suatu zat yang senantiasa bergerak lurus namun tidak beraturan.
Jika diamati pada mikroskop ultra, terlihat bahwa partikel koloid akan bergerak secara zig-zag, inilah yang disebut gerak Brown pada larutan koloid.
Pergerakan partikel tersebut disebabkan oleh tumbukan antara partikel-partikel koloid itu sendiri.
Gerak Brown dipengaruhi oleh ukuran partikel dan suhu. Semakin kecil partikel koloid dan suhu semakin tinggi, maka gerak Brown akan semakin cepat.
3. Elektroforesis
Elektroforesis adalah pergerakan partikel-partikel koloid dalam medan listrik ke elektroda masing-masing. Pergerakan tersebut disebabkan oleh adanya muatan dalam partikel koloid.
Partikel koloid yang bermuatan positif akan menuju elektroda negatif (katoda), sedangkan partikel koloid yang bermuatan negatif akan menuju elektroda positif (anoda).
Contoh elektroforesis dapat diketahui pada pengendap Cottrel dalam cerobong asap pabrik yang berupa lempengan logam yang bermuatan listrik, yang bertindak untuk menggumpalkan partikel-partikel koloid dalam asap buangan.
4. Adsorbsi
Adsorbsi adalah peristiwa penyerapan zat lain oleh permukaan suatu zat. Salah satu manfaat adsorbsi adalah untuk penjernihan air dan pemutihan gula pasir.
BACA JUGA: MENGENAL ASAM BASA
5. Koagulasi
Koagulasi adalah peristiwa pengendapan zat terdispersi partikel koloid dari medium pendispersinya. Koagulasi terjadi karena larutan koloid tersebut kehilangan kestabilan untuk mempertahankan partikel terdispersi supaya tetap tersebar di medium pendispersi. Koagulasi dapat dilakukan dengan cara mekanik, seperti pemanasan, pendinginan, atau pengadukan, serta dengan penambahan zat elektrolit. Contoh koagulasi dapat dilihat dari proses pendinginan santan.
6. Kestabilan Koloid
Kestabilan koloid dapat dijaga dengan cara-cara berikut.
a. Dialisis
Dialisis dilakukan dengan cara memasukkan koloid ke dalam membran semipermeabel, sehingga muatan koloid akan hilang seiring dengan keluarnya ion-ion dari membran karena terbawa aliran air, namun larutan koloid masih tetap di dalam membran. Contoh dialisis adalah pencucian darah.
b. Penambahan emulgator
Emulgator ditambahkan dengan tujuan untuk menjaga supaya koloid tidak mudah terpisah dalam suatu emulsi. Contohnya adalah penambahan sabun pada campuran minyak dan air.
c. Koloid pelindung
Koloid pelindung adalah koloid yang ditambahkan dalam sistem koloid agar lebih stabil. Contohnya adalah penambahan gum arab pada semir.
C. Jenis-Jenis Koloid
Jenis koloid tergantung dari fasa zat pendispersi dan fasa zat terdispersinya. Berikut ini adalah jenis-jenis larutan koloid.
Berdasarkan kemampuan penyerapannya, koloid terbagi menjadi koloid liofil dan koloid liofob.
Koloid liofil adalah koloid yang zat terdispersinya suka menarik medium pendispersinya.
Sedangkan koloid liofob adalah koloid yang zat terdispersinya sukar menarik medium pendispersinya.
BACA JUGA: MENGENAL ASAM BASA
D. Pembuatan Koloid
Koloid dapat dibuat dengan menggabungkan partikel-partikel kecil menjadi partikel besar (kondensasi) atau dengan menghaluskan partikel kasar menjadi partikel yang lebih kecil (dispersi).
1. Kondensasi
a. Reaksi oksidasi-reduksi. Contohnya dalam proses pembuatan sol belerang.
2H2(g) + SO2(aq) → 3S(s) + 2H2O(l)
b. Reaksi hidrolisis. Contohnya dalam proses pembuatan sol Fe(OH)3.FeCl3(aq) + 3H2O(l) → Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)
c. Reaksi pergeseran. Contohnya dalam proses pembuatan sol As2S3.3H2S(g) + 2H3AsO3(aq) → As2S3(aq) + 6H2(l)
d. Reaksi pergantian pelarut. Contohnya dalam proses pembuatan gel kalsium asetat dengan menambahkan alkohol 90% ke larutan kalsium asetat jenuh.
2. Dispersi
a. Cara mekanik, dilakukan dengan menggerus partikel kasar sampai halus lalu dimasukkan dalam medium pendispersi dan diaduk.
b. Cara busur Bredig, digunakan untuk membuat koloid logam. Cara ini adalah penggabungan antara dispersi dengan kondensasi dimana atom-atom logam yang mengalami dispersi dalam medium air akan terkondensasi.
c. Cara peptisasi, dilakukan dengan memecah partikel besar dengan bantuan zat pemecah atau zat pemeptisasi (menambahkan ion sejenis pada endapan kasar.
d. Cara homogenisasi, contohnya adalah proses pembuatan emulsi obat pada mesin homogenisasi.
e. Cara ultrasonik, dilakukan dengan menghancurkan butiran kasar dengan tenaga ultrasonik (frekuensi >20.000 Hz).
Demikian uraian tentang koloid. Semoga bermanfaat ya teman-teman