MENGENAL SIFAT-SIFAT PERIODIK UNSUR KIMIA

Artikel ini membahas tentang sifat-sifat periodik unsur diantaranya jari-jari atom, jari-jari ion, kelektronegatifan, afinitas elektron, energi ionisa
SIFAT PERIODIK UNSUR KIMIA

SIFAT-SIFAT PERIODIK UNSUR

Hai guys.. apa kabarnya hari ini? Masih semangat kan buat belajar? Semangat dong ya.. Generasi milenial pasti selalu semangat untuk belajar demi masa depan cerah.. hehe. Kali ini kita akan berkenalan dengan sifat-sifat periodik unsur. Nah, ternyata sistem periodik unsur itu ga disusun begitu aja lho, ada aturannya sehingga membentuk keteraturannya.. Nah berikut ini ada 5 sifat periodik unsur. Meliputi jari-jari atom, jari-jari ion, energi ionisasi, afinitas elektron dan kelektronegatifan.  Berikut ini kita ulik satu persatu ya guys.

1). Jari-Jari Atom

Merupakan jarak antara inti atom dengan elektron di kulit terluar. Kebayang ngga? Kalau ngga coba bayangin sebuah lingkaran dengan sebuah titik di tengah nya. Nah jarak titik tengah lingkaran sampai garis luar itu adalah jari-jarinya. 
Besarnya jari-jari atom dipengaruhi oleh besarnya nomor atom unsur tersebut.
Semakin besar nomor atom unsur-unsur segolongan, semakin banyak pula jumlah kulit elektronnya, sehingga semakin besar pula jari-jari atomnya.
Jadi : dalam satu golongan jari-jari atomnya semakin besar. Dalam satu periode, tarikan inti terhadap elektron terluar makin besar pula, sehingga menyebabkan semakin kecilnya jari-jari atom.
Kesimpulan: dalam satu periode, jari-jari atomnya semakin kecil.

2). Jari-Jari Ion

Nah kalau jari-jari ion itu apa sih? Ion mempunyai jari-jari yang berbeda secara nyata (signifikan) jika dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya. Ion bermuatan positif (kation) mempunyai jari-jari yang lebih kecil, sedangkan ion bermuatan negatif (anion) mempunyai jari-jari yang lebih besar jika dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya. Kenapa begitu ya? Ion positif (kation) dihasilkan akibat atom melepas beberapa elektron valensinya sehingga ukuran nya akan semakin kecil. Sedangkan anion terbentuk akibat atom menerima beberapa elektron sehingga ukurannya lebih besar.

3). Energi Ionisasi

Ialah energi minimum yang diperlukan atom netral dalam wujud gas untuk melepaskan satu elektron sehingga membentuk ion bermuatan +1 (kation).
Jika atom tersebut melepaskan elektronnya yang ke-2 maka akan diperlukan energi yang lebih besar (disebut energi ionisasi kedua), dst.
EI ke-1 < EI ke-2 < EI ke-3 dst
Pada satu golongan, EI semakin kecil karena jari-jari atom bertambah sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin kecil. Sehingga elektron terluar semakin mudah untuk dilepaskan.
Pada satu periode, EI semakin besar karena jari-jari atom semakin kecil sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin besar/kuat. Sehingga elektron terluar semakin sulit untuk dilepaskan.

4). Afinitas Elektron

Artinya energi yang dilepaskan atau diserap oleh atom netral dalam wujud gas apabila menerima sebuah elektron untuk membentuk ion negatif (anion).
Beberapa hal yang harus diperhatikan :
a) Penyerapan elektron melibatkan pelepasan energi maupun penyerapan energi.
b) Jika penyerapan elektron maka atom akan melepaskan energi, maka harga afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda negatif (-).
c) Jika penyerapan elektron disertai dengan penyerapan energi, maka harga afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda positif (+).
d) Harga afinitas elektron suatu unsur yang bertanda negatif menunjukan bahwa unsur tersebut mempunyai daya tarik elektron yang lebih besar dibandingkan unsur yang mempunyai harga afinitas elektron bertanda positif. Atau semakin negatif harga afinitas elektron suatu unsur, semakin besar kecenderungan unsur tersebut untuk menarik elektron membentuk ion negatif (anion).
o Semakin negatif harga afinitas elektron maka semakin mudah atom tersebut menerima/menarik elektron dan semakin reaktif pula unsurnya.
o Afinitas elektron bukanlah kebalikan dari energi ionisasi.
o Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga afinitas elektronnya semakin kecil.
o Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga afinitas elektronnya semakin besar.
o Unsur golongan utama memiliki afinitas elektron bertanda negatif, kecuali golongan IIA dan VIIIA.
o Afinitas elektron terbesar dimiliki golongan VIIA (halogen).

5). Keelektronegatifan

Merupakan kemampuan suatu unsur untuk menarik elektron dalam molekul suatu senyawa (dalam ikatannya). Diukur dengan menggunakan skala Pauling yang besarnya antara 0,7 (keelektronegatifan Cs) sampai 4 (keelektronegatifan F). Unsur yang mempunyai harga keelektronegatifan besar, cenderung menerima elektron dan akan membentuk ion negatif (anion). Unsur yang mempunyai harga keelektronegatifan kecil, cenderung melepaskan elektron dan akan membentuk ion positif (kation).
Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga keelektronegatifan semakin kecil.
Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga keelektronegatifan semakin besar.

6). Sifat Logam dan Non Logam

Sifat logam dikaitkan dengan keelektropositifan, yaitu kecenderungan atom untuk melepaskan elektron membentuk kation. Sifat logam bergantung pada besarnya energi ionisasi (EI). Makin besar harga EI, makin sulit bagi atom untuk melepaskan elektron dan makin berkurang sifat logamnya. Sifat non logam dikaitkan dengan keelektronegatifan, yaitu kecenderungan atom untuk menarik elektron.
Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), sifat logam berkurang sedangkan sifat non logam bertambah.
Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), sifat logam bertambah sedangkan sifat non logam berkurang.
Unsur logam terletak pada bagian kiri-bawah dalam sistem periodik unsur, sedangkan unsur non logam terletak pada bagian kanan-atas. Unsur yang paling bersifat non logam adalah unsur-unsur yang terletak pada golongan VIIA, bukan golongan VIIIA. Unsur-unsur yang terletak pada daerah peralihan antara unsur logam dengan non logam disebut unsur Metaloid (unsur yang mempunyai sifat logam dan sekaligus non logam). Misalnya : boron dan silikon.

7). Kereaktifan

Kereaktifan bergantung pada kecenderungan unsur untuk melepas atau menarik elektron. Unsur logam yang paling reaktif adalah golongan IA (logam alkali). Unsur non logam yang paling reaktif adalah golongan VIIA (halogen). Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), mula-mula kereaktifan menurun, kemudian semakin bertambah hingga golongan VIIA. Golongan VIIIA merupakan unsur yang paling tidak reaktif.
Untuk lebih mudahnya memahami sifat kepriodikan unsur ini coba perhatiin gambar ini ya guys
sifat periodik unsur kimia
sifat periodik unsur kimia
Demikianlah pembahasan tentang sifat-sifat periodik unsur. Untuk membaca artikel lainnya silahkan klik disini

Posting Komentar