HUJAN ASAM DAN DAMPAKNYA

Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan derajat keasaman di bawah enam. Hujan secara alami bersifat asam

Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan derajat keasaman di bawah enam. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara larut dalam air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta gas Nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan Nitrogen oksida.

Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan asam tersebut Akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Pada umumnya, gas buangan hasil pembakaran mengandung gas SO2 dalam jumlah lebih banyak dibandingkan gas SO3. Ketika gas tersebut bertemu dengan oksigen di atmosfer maka akan membentuk gas SO3. Gas SO2 bertemu uap air bereaksi membentuk H2SO3 (asam sulfit) dan gas SO3 bertemu uap air bereaksi membentuk H2SO4 (asam sulfat).

Masalah hujan asam meningkat sejalan dengan pertumbuhan populasi dan industri. Penggunaan cerobong asap pabrik yang tinggi untuk mengurangi polusi lokal berkontribusi dalam penyebaran hujan asam, karena emisi gas yang dikeluarkannya masuk ke sirkulasi udara regional sehingga memiliki jangkauan lebih luas.
Sering sekali, hujan asam terjadi jauh dari lokasi sumbernya, di mana daerah pegunungan cenderung memperoleh lebih banyak karena tingginya curah hujan di sana. Seperti sudah kita ketahui, hujan asam identik dengan dampak buruknya. Mulai dari merusak tanaman, mengganggu ekosistem perairan, hingga merusak gedung dan situs-situs buatan manusia. Berikut ini adalah penjelasan lebih mendalam mengenai dampak negative hujan asam.

Merusak hutan dan vegetasi alami

Hujan asam dapat membunuh tumbuh-tumbuhan. Hal ini dikarenakan hujan asam dapat merusak daun-daun tumbuhan, terutama jika kadar asamnya sangat tinggi. Hal ini dapat mengganggu kemampuan tumbuhan untuk melakukan fotosintesis. Secara tidak langsung, hujan asam dapat melarutkan nutrisi di tanah, sehingga membuat tanah tersebut tidak subur. Tanah yang tidak subur membuat tumbuhan kesulitan untuk menemukan nutrisi yang mereka butuhkan.

Merusak komposisi biologi dan kimiawi tanah

Banyak mikroorganisme dan bakteri hidup di tanah tidak mampu menoleransi peningkatan kadar keasaman yang terlalu tinggi. Oleh karena itu, ketika terjadi hujan asam, bakteri dan mikroorganisme tersebut mati.

Mengganggu ekosistem perairan dan hewan air

Peningkatan kadar keasaman perairan dapat mengurangi biodiversitas maritim di suatu wilayah. Konsentrasi material seperti alumunium dan derajat keasaman yang lebih rendah akibat hujan asam memiliki dampak negative pada ekosistem perairan. Air yang memiliki derajat keasaman rendah (bersifat asam) dapat membunuh ikan-ikan serta telur ikan tersebut, sehingga mengganggu regenerasinya. Selain itu, tumbuhan air juga sulit hidup di air rule memiliki kadar keasaman tinggi. Oleh karena itu, hujan asam yang terjadi terus menerus pada suatu lokasi dapat menyebabkan hilangnya biodiversitas lokasi tersebut, karena semua spesiesnya punah dihancurkan oleh tingkat keasaman yang terlalu tinggi. Kadar keasaman laut yang tinggi juga dapat menyebabkan terumbu karang di suatu lokasi mati, fenomena ini dikenal sebagai coral bleaching. Hal ini sangat berbahaya karena terumbu karang merupakan tempat tinggal dan berteduh bagi beragam hewan laut, sehingga jika mereka mati, ekosistem laut akan terganggu.

Posting Komentar